Silakupang
Silakupang, Parade Tari Nusantara 2017, Jawa Tengah
Penata Tari : Hj. Ely Prihatin, S.Sn
Penata Musik : Sri Widodo, S.Sn
Penata Rias & Busana : Eva Bastiarani
Silakupang terdiri dari empat unsur kolaborasi kesenian tradisional yang berkembang di Pemalang, yaitu :
- SI = SIntren
- LA = LAis
- KU = KUntulan
- PANG = Jaran KePANG
Masing masing kesenian tersebut memiliki keunikan tersendiri, terutama jika dilihat dari bentuk gerakannya. Selain di Pemalang, kesenian ini juga berkembang di daerah pesisir utara pulau Jawa atau Pantura. Sebagai upaya pelestarian budaya dengan membuat inovasi baru, kesenian tersebut dikemas menjadi sebuah bentuk sajian garapan tari yang lebih menarik dan berbeda dengan kesenian di daerah lain.
Sintren digambarkan dengan penari wanita yang menari dengan geraknya yang gemulai dan dinamis mengikuti irama yang dipadukan dengan Lais, yaitu gerakan dari penari laki-laki yang gerakannya menyerupai gerakan penari perempuan. Sedangkan Kuntulan digambarkan dengan sekelompok penari muslim yang mengikuti gerakan menyerupai gerakan bela diri, tarian ini bernuansa agamis dan dipadukan dengan kesenian Jaran Kepang, yaitu sekelompok penari yang menggunakan jaran kepang atau kuda dari anyaman bambu.
Di bagian ahir pertunjukan semua unsur kesenian ini bersatu membentuk sebuah kereta kencana yang saat ini menjadi icon dari Kabupaten Pemalang.
Video Parade Tari Nusantara 2017 : Silakupang, Jawa Tengah
SEKILAS TENTANG SILAKUPANG, PARADE TARI NUSANTARA 2017
Kesenian Silakupang berasal dari Desa Cikendung, kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, dalam tarian ini penari dibagi dalam beberapa kelompok yang biasanya terdiri dari 25 orang penari atau kadang lebih. Masing masing memiliki peran yang berbeda, peran mereka menjadi penari Sintren, Penari Kuntulan, Penari Lais dan pemain Jarang Kepang, selain itu melibatkan beberapa pemain musik dan pawang. Pemain Silakupang mengenakan busana berwarna merah, kuning dan biru dan dibedakan menurut perannya masing masing. Penari Kuntulan mengenakan kerudung, penari Sintren mengenakan busana mirip penari Tayub dengan selendangnya dan kaca mata hitam, sedangkan penari Jaran Kepang mengenakan rompi dan sandal karet.