Panen Keturut
Panen Keturut, Parade Tari Nusantara 2017, DKI Jakarta
Penata Tari : Yuliana & Rr. Roeri Handayani
Penata Musik : Dede Sunarya
Penata Rias & Busana : Lilis Suryani & Faridyah Faisal
“Padi Lulut si Padi Mayang
Padi Cerai tangkai ladahnya
Panen Keturut ati jadi girang
Puji syukur minta berkah-Nya”
Ungkapan di atas merupakan cerminan adat kebiasaan mayarakat Betawi pinggiran dalam merayakan upacara pesta panen dan sekarang ini upacara tersebut hampir sudah tidak ditemukan lagi. Kegembiraan, doa dan harapan tertuang dalam suasana perayaan upacara pesta panen.
Hal lain yang juga menjadi adat kebiasaan masyarakat Betawi pinggiran dalam perayaan tersebut dan biasanya dilakukan oleh kaum pria, dimana mereka akan berhadapan satu lawan satu untuk mengadu ketangkasan. Apabila salah satu ada yang terluka, diyakini bahwa panen mendatang akan jauh lebih baik lagi.
Video Panen Keturut
Parade Tari Nusantara 2017, DKI Jakarta
Sekilas tentang Betawi
‘Betawi’ (Orang Betawi, atau ‘orang Batavia’) adalah keturunan orang yang tinggal di dan sekitar Batavia, dan dikenali sebagai kelompok etnis dari sekitar abad ke-18. Orang Betawi sebagian besar berasal dari berbagai kelompok etnis Asia Tenggara yang tertarik ke Batavia untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, dan mencakup orang-orang dari berbagai wilayah di Indonesia.
Saat ini, kebanyakan orang Betawi tinggal di daerah pinggiran Jakarta dan hampir tidak ada daerah yang didominasi Betawi di Jakarta Pusat.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi sekaligus bahasa lisan Jakarta. Bahasa Inggris digunakan secara luas sebagai bahasa kedua, sementara sejumlah orang tua bisa berbahasa Belanda. Masing-masing kelompok etnis menggunakan bahasa ibu mereka di rumah, seperti bahasa Betawi, bahasa Jawa, bahasa Sunda, Madura, Batak, Minangkabau, dan Cina. Bahasa Betawi berbeda dengan bahasa Sunda atau Jawa, yang membentuk dirinya sebagai pulau bahasa di daerah sekitarnya.
Bahasa ini sebagian besar didasarkan pada dialek Melayu Timur dan diperkaya dengan kata-kata pinjaman dari bahasa Belanda, Portugis, Sunda, Jawa, Minangkabau, Cina, dan Arab. Saat ini, dialek Jakarta (Bahasa Jakarta), yang digunakan sebagai bahasa jalanan oleh orang-orang di Jakarta, secara longgar didasarkan pada bahasa Betawi.