Pajjaga Assoloreng
Pajjaga Assoloreng, Parade Tari Nusantara 2017, Sulawesi Selatan
Penata Tari : Matt Azmar
Penata Musik : Andi Musawir, S.Sn
Penata Rias & Busana : Matt Azmar
Bone kota beradat yang menyimpan sejuta sejarah serta warisan budaya yang tidak ternilai harganya. Ribuan tahun lalu, jaman dimana manusia masih menyembah pada dewa, telah dikenal Bissu yang dianggap sebagai perpanjangan tangan dewa untuk menyampaikan pesan kepada manusia. Uniknya, Bissu bukanlah dari kaum lelaki ataupun perempuan, tapi Calabai atau waria.
Semua Bissu itu Calabai, Bissu berasal dari dua kata bahasa suku Bugis yakni Mabessi yang berarti kuat dan Bessi yang mempunyai arti Bersih atau suci. Para Bissu diyakini sebagai mahluk yang suci karena mereka tidak memiliki payudara, tidak berdarah dan tidak mengalami haid.
Bissu memiliki posisi penting dalam lingkungan kerajaan Bone kuno di Sulawesi Selatan. Mereka bukanlah waria biasa, tetapi memiliki kesaktian dan mampu untuk memasuki dunia gaib atau alam roh. Dalam posisi struktural sosial di masyarakat kerajaan Bone kuno, posisi Bissu termasuk golongan yang disegani dan memiliki posisi yang tinggi. Mereka dipercaya sebagai mediator yang menghubungkan manusia dengan roh roh gaib.
Dahulu Bissu mendapat posisi tinggi dan terhormat, mereka mengendalikan protokoler kerajaan sebagai penasihat raja beserta keluarganya, merawat pusaka pusaka kerajaan dan memimpin ritual ritual penting di dalam lingkungan kerajaan.
Dalam penggarapan tarian ini beberapa unsur gerakan ritual yang sering dilakukan oleh para Bissu yang merupakan wujud persembahan dan komunikasi kepada dewa, seperti Sere Baku Panampa, Sere Sulo Dewata, Sere Bissu Maggiri, ini menjadi dasar gerakan dalam karya tari ini.
Dalam tarian ini juga mengangkat karakter dan pribadi Bissu, dimana karakter mereka meskipun mereka dikenal sebagai sosok laki laki lembut yang sopan serta santun bertutur, namun dari sisi feminisme itu tetap ada unsur kejantanan sebagai kodrat mereka yang dilahirkan sebagai laki laki. Pajagga memiliki arti harfiah penari, assoloreng berarti pesan dari dewa yang diturunkan dari langit melalui perantara Bissu sebagai pedoman dalam berkehidupan didalam masyarakat.