Reroncen

Reroncen Parade Tari Nusantara 2017 : Daerah Istimewa Yogyakarta
Penata Tari : Widi Pramono
Penata Musik : Muchlas Hidayat
Penata Rias & Busana : Dwi Cahyono
Reroncen, roncen. Untaian sambung sinambung berurutan tanpa putus dari awal hingga ahir. Tradisi prosesi upacara adat pernikahan, terkoreografi menjadi susunan seni pertunjukan tari dengan nafas yang berbeda. Reroncen, sebuah kreasi tarian berbasis tradisi seni kerakyatan. mendinamisasi unsur dalam tarian dan iringan reog, jathilan dan tayub.
Busana dan rias memanfaatkan kekuatan sumber sumber tradisi di kalangan rakyat. Suatu reportase adat tradisi perayaan pengantin yang mengalir, mengalun, berirama dan laras dengan perbawa agung kirab pengantin, tanpa kehilangan nilai kerakyatannya. Arak arakan khidmat pengantin bahagia, diiringi para sentana dan punggawa disokong takjub kerumunan para kerabat dan warga. Serangkaian ekspresi simbolik dalam tradisi perayaan pengantin yang digali dari realitas akar budaya rakyat.
Reroncen
Parade Tari Nusantara 2017 : Daerah Istimewa Yogyakarta

Sekilas Tentang Daerah Istimewa Yogyakarta
Daerah Istimewa terletak di dekat pantai selatan Jawa, dikelilingi tiga sisi oleh provinsi Jawa Tengah, dan dengan Samudra Hindia di sisi selatan. Populasi pada Sensus 2010 adalah 3.452.390 orang, namun menurut perkiraan resmi terbaru (Januari 2014) telah meningkat menjadi 3.594.290. Kawasan ini memiliki luas 3.133,15 km2, menjadikannya daerah terkecil kedua di provinsi-provinsi di Indonesia, setelah Wilayah DKI Jakarta. Seiring dengan daerah sekitarnya di Jawa Tengah, memiliki kepadatan penduduk tertinggi di Jawa.
Yogyakarta sering disebut “Jogja” adalah sebuah kota di pulau Jawa yang dikenal dengan warisan budaya dan kesenian tradisional. Kompleks kerajaannya yang berhias abad ke 18, atau kraton, mencakup Istana Sultan yang masih dihuni. Juga di dalam kraton terdapat banyak paviliun terbuka yang menjadi tuan rumah pertunjukkan tari klasik Jawa dan konser musik gamelan, yang ditandai dengan gong, lonceng dan instrumen senar gesek.
Meski merupakan entitas administratif tersendiri, Yogyakarta secara historis dan budaya merupakan bagian dari Jawa Tengah. Ini adalah satu-satunya wilayah di Indonesia yang masih diperintah oleh monarki pra-kolonial, Sultan Yogyakarta, yang berfungsi sebagai gubernur turun-temurun di wilayah ini. Sultan saat ini adalah Hamengku Buwono X.
Dalam bahasa Jawa itu diucapkan [joɡjakartɔ], dan dinamai menurut kota Ayodhya dalam mitologi Jawa-Hindu.